Kita Hanya Berupaya Bukan Penjamin Hasil


Dua  orang  tukang ojeg mencari penumpang di sebuah sudut komplek perkantoran. Hari sebelumnya, yang  seorang  rajin  menawarkan ojeg pada setiap orang yang lalu lalang dan dia mendapat  banyak  pemasukan. 

Sedangkan  yang lain, seharian hanya berteduh dari terik matahari, harus puas dengan uang yg tak seberapa. Tetapi, esok hari, situasi berbalik; Ia yang rajin menjajakan becaknya nyaris tak membawa uang pulang.

Malah  yang duduk-duduk manis di jok ojeg-nya yang dihampiri penumpang. Mengapa ada kenyataan  seperti  ini? Ada orang rajin bekerja lalu menerima  imbalan yang menyenangkan.  Kita  sebut itu “usaha”. Ada orang seolah tak melakukan apa-apa, malah  mendapat hasil tiada kepalang. Kita bilang itu “keberuntungan” .

Bagi yang tak menemukan jawaban, hanya bergumam, “Yah, itulah roda nasib.” Sesungguhnya  hampir-hampir  kita tak berkuasa atas diri kita sendiri.

Kita tak  mampu  memerintahkan  segores  luka  untuk sembuh semau kita; apalagi kuasa  penuh  atas  roda  kehidupan  ini.  Karenanya, ” orang bijak tak henti bertutur  agar  kita  tetap bekerja sekuat tenaga, jangan terlepas dari doa dan  harapan,  namun  setelah  itu serahkan semuanya pada kehendak Penguasa Semesta; berserah diri sepenuhnya.”